Selasa, 19 Januari 2010

Rombak lah Sang-


Teroral dengan rombak
bukan makna, bukan pula momentum sang bapak
sekedar pengharapan di ujung warsa

Dari penghidupan sang buruh di negeri sendiri
rombak menjejaki kematangan

bergumul dengan kata “pengabdian”
yang terselingkuhi bersama celeng-celeng flamboyan
ini bukan tentang rombak, bukan pula sang bapak
tapi bagaimananya..
bagaimana rombak mengejawantahkan benang yang tak lagi merah
kusut oleh pintalan jendral berpistol
usungan tandu, slogan bermotif magenta,
dan hierarki sosialism mengkultuskan dirinya
awal, dominasi, kudeta, gubahan, kembali ke mula
selalu sama…
titik nadirnya cuma terputus oleh waktu
dan satu lagi, dialah yang tersebut di atas
Rombak,

Rombak tak berlelah
meski slongsong kakinya tinggal selaput
Skali lagi, ini bukan masalah rombak, bukan pula sang bapak
Namun keberaniannya, keteladanan
tiada menahu keluh kesah, asa ujung senja yang tak berstempel
Sang penawar hanya-lah siluet kebebasan

apresiasi untuk rombak setara ~
Rombak lah sang- , sang- , dan sang-
Eja sendiri dengan insanmu, para penerus rombak

Bandung, January 19, 2010